Abadi Bersama Hujan Tak akan ada satupun yang bisa mengerti. Rasa dalam hati yang kita pendam selama lebih dari enam tahun ini. Usah juga kita menyalahkan ‘orang tua’ yang terlalu congkak ‘tuk menerima perubahan. Atau mereka yang merasa punya jasa dan lebih berhak menentukan Atau juga mereka yang menjadi korban nilai budaya salah kaprah yang cenderung dimapankan. Impian besar itu boleh saja hilang bersama kesombongan mereka yang merasa bijak itu Tapi tidak kasih sayang kita. Tak ‘kan ada yang bisa menggantikanmu di hatiku Apa lagi hanya sekedar pasangan yang dipilihkan atas dasar pertimbangan dan rekayasa. Kau jauh lebih berharga dari semua ‘ lambang keta’atan ’ itu. Jika memang ‘bersama’ akan menjadi kemustahilan bagi kita nanti, Tapi kita tidak akan pernah merasa berpisah. Kau tak ‘kan pernah aku rela lepaskan. Kau ‘kan selalu ada di hati, mengalir bersama darah, berdetak bersama nadi, memancar searah pandangan mata, dan berhembus seraya tarikan nafas. kehadiranmu tak ‘kan mungkin tergantikan oleh apa dan siapapun. Aku ‘kan membuat kasih ini abadi. Abadi bersama ‘hujan’, abadi bersama bentuk sempurna ‘bulan’ dan abadi bersama ‘malam takbiran’. Kisah kita akan selalu ada, terus ada; abadi bersama mereka. Sampai kita sama-sama berpindah dunia ke alam baka. Tajamu’ Khomis, New Cairo 13 April ‘08 |
mo comment apa ya...